Dalam mengasuh anak kita tidak bisa hanya terpaku pada kehendak pribadi. Meski anak adalah darah daging kita, mereka adalah individu yang memiliki kehendak, perasaan, dan cara berpikirnya sendiri.
Tidak semua hal bisa disampaikan secara langsung atau secara verbal oleh anak kepada orangtua. Bisa karena kemampuan komunikasinya yang masih terbatas, misalnya pada balita. Atau karena anak merasa enggan atau sengaja menutupi, biasanya terjadi pada remaja.
Pada balita, keterbatasan kemampuan dalam mengomunikasikan kehendak atau perasaannya sering berujung frustasi karena orangtua tak kunjung paham. Akibatnya, anak menjadi rewel atau tantrum. Namun, bukannya dipahami, seringkali orangtua justru terpancing amarahnya 😔
Pada anak yang lebih besar, masalahnya semakin kompleks (pertemanan, sekolah, perubahan hormon, dsb). Meski kemampuan komunikasinya sudah lebih baik daripada Balita, tidak serta merta membuat anak bisa mudah menyampaikan uneg-unegnya kepada orangtua. Mungkin karena minimnya waktu bersama orangtua, karena enggan, atau memang sengaja menutup-nutupi.
Jika hambatan komunikasi ini terjadi pada anak remaja, maka faktor resikonya jauh lebih besar. Mulai dari stress hingga terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Maka dari itu, orangtua perlu memiliki sikap peka dan responsif terhadap kehendak, dan perasaan anak.
Semoga bermanfaat 🌱🥰
.
.
#miintegralalukhuwwahbanjang
#parentingahad
#islami
#ayahbunda
#hebat
#belajarbersama
#qurani
#berprestasi
#berintegrasi
0 Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda. (^_^)